?????

"Tahukah kau.........
Setiap malam aku mendekap dingin
menunggumu..........
sambil melantunkan mantra-mantra berbahasa asing.........
yang kusebut doa.....
Seperti ritual...
aku menjadi terbiasa...
terbiasa tanpamu........."

Comments

  1. membaca sejenak puisi ini mengingatkan saya akan jogja lima tahun lampau. Ketika itu, saya baru awal mendiam di kota itu.

    Ketika sering bimbang, ragu, dan merasa aneh (karena saya dari kampung di Blitar), apakah saya sanggup kuliah, maka sering saya melantunkan Kitab Suci dan surat-surat tertentu yang sering diceritakan dan dibaca oleh Ayah dan Bunda.

    Dan, sering aku menyebut tindakan ku itu "membaca mantra tiap duka"

    senang bisa membaca puisi anda, dan ijinkanlah saya menyadur puisi itu....


    Salam tabik,

    hakam

    ReplyDelete
  2. hmmm...
    ok juga tuh, Sheng-Yen Lu mengatakan, kata yang diucap dengan penuh kesungguhan berubah menjadi mantra...

    salam,
    Rhei
    milirwae.blogspot.com

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sebuah Catatan Kecil...

Perkembangan Aliran Linguistik

PEMAKAIAN BAHASA PROKEM SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI DI KALANGAN REMAJA