Posts

Showing posts from April, 2007

Sepotong Luka Untuk Ibu

Sepotong Luka untuk Ibu Kurasakan luka itu perlahan, begitu sakit. Angin senja meniup segala asa yang dulu ada. Derap hati tak lagi mengalunkan merdu tembang-tembang cinta yang begitu bergelora dahulu. Begitu senyap. Hatiku sepi tak ada lagi warna dalam hidupku, hanya hitam dan gelap. “Ibu,” kata itu tak lagi mampu kuucap. Aku merasa tak pantas menyebut nama yang begitu suci tak pantas kata itu keluar dari mulutku yang kotor. Tak hanya mulut tapi seluruh diriku. Begitu kotor, hitam, gelap seperti malam yang menjadi duniaku. Pusaran arus kesadaran membawaku ke depan pintu itu, pintu rumahku yang sekian tahun kutinggalkan. Kubayangkan guratan ketuaan di wajah ibu. Guratan wajah wanita perkasa. Wanita tangguh pahlawan yang menjaga kelangsungan hidupku. Wanita keras yang penuh kasih sayang. “ Nduk , ibu ndak bisa ngasih apapun buat kamu ibu cuma bisa nyangoni ngelmu buat kamu, belajarlah yang rajin jadilah manusia hebat, jangan seperti Ibu.” Kuingat kembali kat

Sebuah Satire....

Mataku menelusup diantara sebuah koran yang terpajang di etalase di depan sebuah perpustakaan. Sebuah surat pembaca yang cukup menarik. Kenapa kubilang menarik? Surat pembaca itu dikirimkan oleh seorang dosen di sebuah universitas ex IKIP (Institut Ilmu Keguruan dan Ilmu Kependidikan). Surat itu mengutip sebuah humor tentang nasih seorang pengusaha dan seorang guru di depan pintu surga. malaikat bertanya pada sang konglomerat tentang pekerjaannya dan dia menjawab bahwa dirinya seorang pengusaha. Lantas malaikat meminta konglomerat menunggu. Sementara itu ketika seorang guru ditanya dan dia menjawab "saya seorang guru dari Indonesia" tanpa pikir panjang si malaikat berkata "masuklah". Karena tidak terima, si konglomerat protes dan malaikat menjawab "kamu sudah terlalu banyak bersenag-senang di dunia, sementara dia sudah terlalu lama menderita di dunia jadi biarlah dia beresenang-senang lebih lama di surga". Cukup menggelitik memang... Nasib guru masih menja

Gerimis Pagi hari

Gerimis Suatu Pagi......... Aku ingin menyusur jejakmu pada sisa-sisa aspal yang terbakar matahari, atau pada butiran lumpur yang tercecer pada sepatumu... Aku mencari jejakmu pada sisa embun yang membasahi dedaunan yang kau petik semalam.... Aku menyusur jejakmu... bersama gerimis suatu pagi.... Yogyakarta, April 2007

Catatan Suatu Pagi

Yogyakarta di Subuh Buta.... Matahari masih belum terjaga, saat aku melangkahkan kaki dengan sepatu kets ke arah jalanan....Sepi, hanya beberapa kendaraan saja yang lalu lalang. Angin masih menghembuskan kesegaranyya. hanya beberapa sepeda dengan pengendara-pengendara tangguhnya menembus dinginnya Jogja pagi hari. Perempuan-perempuan perkasa yang tengah berjuang untuk hidupnya mengayuh onthel bergelut dengan embun yang masih tersisa di dedaunan...... Dan kehidupan pun terus berjalan... Aku terus melangkah...melihat sekitar..hanya di subuh buta ku mampu menikmati nyamannya Jogja karena setelah sang raja siang bangun....Jogja pun berhenti nyaman...Polusi di sana-sini, gerah, dan panas.....dan tak bersahabat.....