Posts

Showing posts from 2007

terlalu pagi

masih terlalu dini saat kau pergi aku belum sempat mengeja mimpimimpi yang tertinggal bersama aroma wangi di atas sprei..... masih terlalu pagi dan aku belum bisa berdiri menyusun tekateki yang kau acak dan lupa kau tempel sepanjang tepian kali..... masih terlalu pagi...... sedang kau tak meninggalkan tapaktapak yang memudahkanku menyusun memori padahal aku telah lupa bagaimana memulai.......

Sedikit Mengingat....

: untuk siapapun yang tengah mengenang hari lahir... Sudahkah kau hitung puluhan purnama yang kau lalui dan kisah-kisah yang kau ukir sepanjang malammu?? sudahkah kau catat ribuan hari yang kau singgahi dan cerita duka atau bahagia yang terserak pada lembaran lontar yang bercerita tentang sejarahmu dan lupa kau bendel?? Hitung.... Berapa detik yang terlewat untuk sekedar berziarah pada inci-inci tubuhmu barangkali ada bagian tubuh yang tak kau sadar telah kehilangan napasnya....... catat dan ingatlah semua hari ini saat jatahmu terambil satu lagi....... Yogyakarta, 4 Nov 07

Entah.......

Entah ini malam keberapa...... Setelah kidung asmaradana.... tak lagi menggema mendengung di sekitarku.... dan terlantun sedret gending-gending.... yang melagukan syair romantis..... enatah pada malam keberapa... akan kudengar lagi lantunan kidung asmaradana... yang membawamu kembali padaku.....

?????

"Tahukah kau......... Setiap malam aku mendekap dingin menunggumu.......... sambil melantunkan mantra-mantra berbahasa asing......... yang kusebut doa..... Seperti ritual... aku menjadi terbiasa... terbiasa tanpamu........."

Sebuah Catatan Kecil...

Memulai pengalaman menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah. Bagiku sangat sulit. Tak mudah menguasai kelas berisi puluhan anak dengan berbagai macam karakter. Ada yang pendiam, cerewet, bahkan hiperaktif. Namun kadang menyenangkan juga menyaksikan berbagai macam ulah mereka yang tak kadang tak terlintas oleh orang dewasa. Kadang ada hala-hal yang meneyenangkan yang dapat kita lihat dari wajah-wajah polos yang siap untuk kita hias dengan berbagai macam pengetahuan atau bahkan masalah yang bagi mereka mungkin akan menyulitakan dan menambah beban....... Memulai sesuatumemang sulit tapi perjuangan belum berakhir. Banyak tantangan.....Yah keluguan, kelucuan, bahkan kehiperaktifan mereka adalah sebuah tantangan.....Menaklukan kelas gaduh dan tawa mereka yang memekakkan adalah perjuangan tersendiri....Tatap mata bercahaya dan ucapan "selamat pagi Bu Guru..." merupakan sebuah sapaan yang masih asing namun perlahan harus dimasuki................Dunia baru, selata datang "Dun

Sebuah Catatan Perjalanan1

Image
Udara pagi masih sangat menusuk tulang ketika saya keluar dari rumah. Dengan sebuah ransel lusuh dan beban yang memberat di punggung kususuri jalanan kampung yang aspalnya sudah banyak yang terlepas karena banyaknya kendaraan dengan kapasitas muatan yang berlebih atau karena dana pembangunannya banyak di korupsi. Jalan raya yang menghubungkan Wonosobo-Purwokerto ini masih sepi hanya angkot-angkot berwarna kuning mulai berebut penumpang. Sebuah mikrobus lewat dan kuhentikan cukup dengan satu lambaian tangan. Kunaiki bus yang hanya berpenumpang berapa gelintir saja. Maklum hari itu bukan hari pasaran. Nampak pedagang duku tidur di jok belakang dengan karung berisi dagangannya. Penumpang lain sebagian tengah asyik melakukan aktivitas sendiri. "Ongkosnya Mbak,"kata kernet. Kuulurkan selembar seribuan dan sekeping pecahan lima ratus rupiah. Lalu aku asyik mengamati pemandangan dari kaca jendela yang sedikit kusam. Getaran mesin yang menua sedikit mengganngu konsentrasi saya tapi s

Lelaki yang Selalu Ingkar Janji....

Ah lelaki.... aku ingin memberitakan padamu, tentang langit yang hari ini muram dan ingin menceritakan kegelisahannya pada bumi...... Aku ingin menyampaikan padamu tentang bumi yang merindukan hujan untuk menggemburkan tanah yang telah saatnya dibajak.... Aku ingin memberitahumu tentang kesetiaan yang ditunjukkan Rara Mendut pada Pranacitra yang membuatnya mati oleh keris Wiraguna..... Lelaki..... Tahukah kau tentang semua itu??tentang kegelisahan, kerinduan dan kesetiaan yang bagimu tak sempat untuk kau pikrkan dengan logikamu yang..... Ah entahlah lelakiku........ Masihkah kau ingat janji yang selalu kau lantunkan dari daging liat yang disebut lidah???Seribu janji bahkan sejuta janji..... Tak usah lagi kau kau ingat lelaki cukup potong lidahmu agar kau bisa beralasan untuk terus bisu dan bisu..... Lupakan saja semua janji itu....lupakan saja semua yang terkecap dari daging liat itu..meski kau katakan atas nama cinta... Ah lelaki..... Masih pantaskah kusebut itu.

Karena Adikku Ingin Sekolah..(sebuah cerita pendek sekali!)

Hari ini unas sudah selesai. Adikku berjingkrak-jingkrak riang karena selesai sudah beban belajar di SMP...Ia sudang ingin segera berganti seragam putih abu-abu yang keren. Biar boleh pacaran, biar nggak dibilang anak kecil lagi. Dia bilang ke Simbok, "Mbok besok aku boleh ngelanjutin ke sekolah favorit kan?" kata Adikku penuh harap. Simbok hanya bingung mendengar permintaan adikku. Bukan karena nilai adikku jelek, tapi karena simbok bingung. "Sekolah favorit kan mahal?" kata Simbok pelan. Beliau tidak ingin membuat adikku patah semangat. Maka dijawabnya "Ya Nduk, nanti kamu sekolah di sekolah favorit, tapi belajar yang rajin ya." Simbok hanya berusaha membesarkan hati adikku dan berharap keinginan adikku nanti bisa diwujudkannya. Entah dengan cara bagaimana, mungkin dengan ngutang pada rentenir yang bunganya mencekik karena simbokku tidak punya petak tanah yang suratnya bisa diajminkan ke bank, juga bukan pegawai negeri yang surat pengangkatan PNS nya bi

Sepotong Luka Untuk Ibu

Sepotong Luka untuk Ibu Kurasakan luka itu perlahan, begitu sakit. Angin senja meniup segala asa yang dulu ada. Derap hati tak lagi mengalunkan merdu tembang-tembang cinta yang begitu bergelora dahulu. Begitu senyap. Hatiku sepi tak ada lagi warna dalam hidupku, hanya hitam dan gelap. “Ibu,” kata itu tak lagi mampu kuucap. Aku merasa tak pantas menyebut nama yang begitu suci tak pantas kata itu keluar dari mulutku yang kotor. Tak hanya mulut tapi seluruh diriku. Begitu kotor, hitam, gelap seperti malam yang menjadi duniaku. Pusaran arus kesadaran membawaku ke depan pintu itu, pintu rumahku yang sekian tahun kutinggalkan. Kubayangkan guratan ketuaan di wajah ibu. Guratan wajah wanita perkasa. Wanita tangguh pahlawan yang menjaga kelangsungan hidupku. Wanita keras yang penuh kasih sayang. “ Nduk , ibu ndak bisa ngasih apapun buat kamu ibu cuma bisa nyangoni ngelmu buat kamu, belajarlah yang rajin jadilah manusia hebat, jangan seperti Ibu.” Kuingat kembali kat

Sebuah Satire....

Mataku menelusup diantara sebuah koran yang terpajang di etalase di depan sebuah perpustakaan. Sebuah surat pembaca yang cukup menarik. Kenapa kubilang menarik? Surat pembaca itu dikirimkan oleh seorang dosen di sebuah universitas ex IKIP (Institut Ilmu Keguruan dan Ilmu Kependidikan). Surat itu mengutip sebuah humor tentang nasih seorang pengusaha dan seorang guru di depan pintu surga. malaikat bertanya pada sang konglomerat tentang pekerjaannya dan dia menjawab bahwa dirinya seorang pengusaha. Lantas malaikat meminta konglomerat menunggu. Sementara itu ketika seorang guru ditanya dan dia menjawab "saya seorang guru dari Indonesia" tanpa pikir panjang si malaikat berkata "masuklah". Karena tidak terima, si konglomerat protes dan malaikat menjawab "kamu sudah terlalu banyak bersenag-senang di dunia, sementara dia sudah terlalu lama menderita di dunia jadi biarlah dia beresenang-senang lebih lama di surga". Cukup menggelitik memang... Nasib guru masih menja

Gerimis Pagi hari

Gerimis Suatu Pagi......... Aku ingin menyusur jejakmu pada sisa-sisa aspal yang terbakar matahari, atau pada butiran lumpur yang tercecer pada sepatumu... Aku mencari jejakmu pada sisa embun yang membasahi dedaunan yang kau petik semalam.... Aku menyusur jejakmu... bersama gerimis suatu pagi.... Yogyakarta, April 2007

Catatan Suatu Pagi

Yogyakarta di Subuh Buta.... Matahari masih belum terjaga, saat aku melangkahkan kaki dengan sepatu kets ke arah jalanan....Sepi, hanya beberapa kendaraan saja yang lalu lalang. Angin masih menghembuskan kesegaranyya. hanya beberapa sepeda dengan pengendara-pengendara tangguhnya menembus dinginnya Jogja pagi hari. Perempuan-perempuan perkasa yang tengah berjuang untuk hidupnya mengayuh onthel bergelut dengan embun yang masih tersisa di dedaunan...... Dan kehidupan pun terus berjalan... Aku terus melangkah...melihat sekitar..hanya di subuh buta ku mampu menikmati nyamannya Jogja karena setelah sang raja siang bangun....Jogja pun berhenti nyaman...Polusi di sana-sini, gerah, dan panas.....dan tak bersahabat.....

Malam.......

Image
Catatan Suatu Malam Malam ini entah mengapa mata tak jua terpejam.... obrolan telah usai.... rokok2 telah mati dan yang lain telah terpejam.. namun mata ini masih nanar... tak bisa terpejam.. tetap membelalak menatap gelap yang kian hitam... sementara kabut makin mendingin... mengkristalkan segalanya membekukan segala......... aku masih terpekur...... menatap langit pagi ini yang menjadi dingin oleh jutaan bintang yang bertahta tanpa rembulan......... kemana rembulan ?gumamku... kenapa ia tak muncul.... apa dia telah bosan.... ataukah telah lelah..... entahlah.... yang jelas malam begini dingin... dan hanya uap air semakin membekukan suasana.... hingga sepi hampir mengulitiku dengan tajamnya pisau kesunyian.... syahdu.... alam tak berteriak atau berisyarat...... semakin dingin... tak ada kebekuan yang cair........ hati ini kian membatu... menunggu..........

Untuk Lelakiku...........

Untuk Lelakiku : Aku mengenangmu lelakiku Saat gerimis menyambutku Bersama angin gunung Yang menghempas bunga-bunga jagung Yang siap tersemai Aku ingin memelukmu lelakiku Saat dingin angin menyeruak Menggilas tubuhku Diantara pematang kebun teh Aku ingin mencintaimu seperti angin gunung itu Menyeruak menembus kulitku lalu menyatu Bersama aliran darah Dan menyusup di setiap inci tubuhku Erat mendekapku Aku ingin menyatu Hanya jiwaku dan jiwamu Slalu…… Wonosobo, 23 Januari 2007

Tak Sebatas Impian

TAK SEBATAS IMPIAN Aku hanya bisa menatapnya dari balik kacamata minusku. Klasik memang, hari gini aku masih saja nggak berani untuk mendekati cowok. Memang begitulah aku. Tumpukan buku menjadi sahabatku sehari-hari mulai dari diktat kuliah sampai novel-novel mutakhir yang menurut dosenku menunjukan kekosongan eksisitensial penulisnya. Ya, kekosongan itulah yang mewarnai hidupku. Hari ini untuk kesekian kali aku hanya bisa menatap sosok itu menaiki tangga di sebelah ruang kuliahku. Sosok yang begitu sempurna dimataku. Dony Setyawan namanya, dialah sosok pertama yang menciptakan gemuruh di hatiku. Semalam aku habis melahap trilogi-nya Fira Basuki Jendela-jendela, Pintu, dan atap sehingga pagi ini aku kesiangan. Setengah berlari aku menaiki tangga namun belum sampai anak tangga terakhir sebuah teriakan memanggil namaku. “Tya,” begitu mengagetkanku teriakan itu. “Oh my God, mimpikah aku seorang Dony memanggilku. “Tunggu Tya,” dan kuhentikan langkahku dan ia pun mensejajarkan langkahnya de

Karena Cinta tak Memilih....

Karena Cinta Tak Memilih….. “Radith,” kusentuh pundaknya dan perlahan dia menoleh ke arahku. Bisikanku cukup mengagetkannya. “Rat, bagaimana? Cukupkah waktu yang kuberikan padamu? Ra, aku siap menerima apapun kenyataan yang akan kudengar darimu.” Aku tetap beku mendengar semua kata-kata Radith. Aku tak bergeming aku tak tahu harus berkata apa justru ketika Radith tak lagi membisu. Karena aku wanita yang tak mampu bersetia. “Wanita mana yang takkan terbuai ketika sebuah kasih sayang dan perhatian besar datang membuainya,” bisik suara hatiku. Aku tak bisa bertahan ketika sosok yang kini diam disampingku ini mengurai sejuta kata cinta dan memberi kasih sayang yang tak diberikan Bayu padaku. Karena Radith mampu mencari celah diantara kesenanganku, karena dia mampu memberikan semua yang tak kudapat dari Bayu kekasihku dan dia mampu menggoyahkan hatiku yang selama ini begitu kokoh bersetia pada Bayu. Bayu yang selama beberapa tahun ini setia padaku, hanya karena dia tak selalu ada disampingk

Perjalanan Sepotong Cinta

Image
Sepotong cinta.... Entahlah sepotong cinta itu benar-benar kumiliki atau tidak.... Nanar mataku menatap sosok lelaki yang berbaring di sebelahku malam ini... Diakah sepotong cinta yang kutemukan......... Ataukah hanya sama seperti yang lain singgah sesaat kemudian menjalankan perjalanan dan menjadikanku hanya semacam stasiun tempat mereka singgah sejenak melepas penat, hanya sekedar tempat istirahat mengurangi beban berat yang membuncah mengurangi lelah yang singgah pada tubuh penat mereka..... Aku sudah lelah sayangku...... Aku sudah tak ingin lagi menjadi stasiun yang hanya digunakan sebagai tempat singgah untuk sementara sebelum perjalanan harus dilanjutkan....... Aku ingin menjadi stasiun terakhir bagi keretamu lelakiku............ tapi aku ragu masihkah kau lanjutkan perjalanan itu dan meninggalkanku nanti??? Lelakiku kau masih berbaring, begitu indah memandang sunggingan senyummu kala kelelahan menghimpitmu..Siapakah yang membuatmu tersenyum lelakiku?Apakah sesosok bidadari yang

the beginning......

Ini adalah sebuah awal. Awal dimana aku mulai mencoba mengungkapkan segala dalam kata. bukan resah atau gundah namun hanya secoret kisah...kisah tentang manusia, tentang makhluk yang penuh problematika........makhluk yang tak pernah lelah menjalani segala pilihan yang tersaji di meja kehidupan...